Jatuh cinta vs Bangun Cinta
Pagi ini lagi-lagi saya dapat pesan indah dari suami saya, via email. Dan di malam harinya saya menemukan pesan ini banyak tersebar di BB Group, antara lain di post oleh sahabat saya Cahyo di BBG FEUI 88. Saya putuskan untuk berbagi pesan tersebut dalam blog ini, agar dapat terus dibaca dan mengingatkan kita agar terus “bangun cinta”…
Mengapa orang menikah?
Karena mereka jatuh cinta.
Mengapa rumah tangganya kemudian bahagia? Apakah karena jatuh cinta?
Bukan. Tapi karena mereka terus bangun cinta. Jatuh cinta itu gampang, 10 menit juga bisa. Tapi bangun cinta itu susah sekali, perlu waktu seumur hidup.
Mengapa jatuh cinta gampang?
Karena saat itu kita buta, bisu dan tuli terhadap keburukan pasangan kita.
Tapi saat memasuki pernikahan, tak ada yang bisa ditutupi lagi. Dengan interaksi 24 jam per hari 7 hari dalam seminggu, semua belang tersingkap.
Di sini letak perbedaan jatuh cinta dan bangun cinta. Jatuh cinta dalam keadaan menyukai. Namun bangun cinta diperlukan dalam keadaan jengkel. Dalam keadaan jengkel, cinta bukan lagi berwujud pelukan, melainkan berbentuk itikad baik memahami konflik dan bersama-sama mencari solusi yang dapat diterima semua pihak.
Cinta yang dewasa tak menyimpan uneg-uneg, walau ada beberapa hal peka untuk bisa diungkapkan seperti masalah keuangan, orang tua dan keluarga atau masalah sex.
Namun sepeka apapun masalah itu perlu dibicarakan agar kejengkelan tak berlarut.
Syarat untuk keberhasilan pembicaraan adalah kita bisa saling memperhitungkan perasaan. Jika suami istri saling memperhatikan perasaan sendiri, mereka akan saling melukai. Jika dibiarkan berlarut, mereka bisa saling memusuhi dan rumah tangga sudah berubah bukan surga lagi tapi neraka. Apakah kondisi ini bisa diperbaiki? Tentu saja bisa, saat masing-masing mengingat komitmen awal mereka dulu apakah dulu ingin mencari teman hidup atau musuh hidup. Kalau memang mencari teman hidup kenapa sekarang malah bermusuhan?
Mencari teman hidup memang dimulai dengan jatuh cinta. Tetapi sesudahnya, porsi terbesar adalah membangun cinta. Berarti mendewasakan cinta sehingga kedua pihak bisa saling mengoreksi, berunding, menghargai, tenggang rasa, menopang, setia, mendengarkan, memahami, mengalah dan bertanggung jawab.
Mau punya teman hidup?
Jatuh cintalah.
Tetapi sesudah itu bangunlah cinta.
Semoga bermanfaat, teman-teman semua. Dan semoga Allah karuniai kita dengan keluarga yang sakinah mawahdah warhmah. Amin, amin Ya Rabbal Alamin.
Terima kasih guru ku, yang selalu membuka mata hati dan pikiran ku tentang cinta dan kebaikan
LikeLike
Alhamdulillah. Semoga berkah ya. Aamiin.
LikeLike
Tulisan yang mengingatkan betapa pentingnya menjaga, memelihara hubungan yang terjadi setelah jatuh cinta,— membangun cinta.
I love you Bu Indira 💕
LikeLike
I love you too, Mbak. Bismillah semoga kita selalu menjadi wakilNya dalam menyebar cintaNya, unconditional love.
Aamiin.
LikeLike